Puasa Tingkat Menengah Mesin Ampuh Ketajaman Moral

Puasa Tingkat Menengah Mesin Ampuh Ketajaman Moral
Puasa Tingkat Menengah Mesin Ampuh Ketajaman Moral

Melihat ibadah puasa dengan kacamata tasawuf-akhlak. Rasulullah SAW bersabda: “banyak orang yang berpuasa, yang ia dapatkan hanyalah lapar dan haus”. Sabda Rasulullah ini menegaskan bahwa rata-rata orang puasa masih belum bisa menyentuh batin dari puasa itu sendiri. Seringkali hanya sebatas urusan kulit, yang penting tidak makan, minum dan lain-lain sebagaimana penjelasan pada artikel sebelumnya
Puasa Tingkat Pemula Sekedar Mengekang Biologis

Jika puasa hanya berlandaskan jasmaniah saja, maka sangat minim buah moral dan spiritual dari ketabahan kita menahan lapar dan haus itu. Puasa adalah separuh dari kesabaran, karena inti dari puasa adalah menahan nafsu. Jika dipahami lebih luas, nafsu yang ditahan itu tidak sekedar makan dan minum, tapi juga nafsu lain yang memiliki dampak negative tidak kalah ‘seram’

Terkait: Puasa versi 4 madzhab

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali merumuskan puasa tingkat menengah dengan enam pokok diluar kewajiban puasa yang ditetapkan oleh ulama fikih. Puasa tingkat menengah ini adalah puasa orang-orang shalih:

  1. Menjaga pandangan dari hal-hal yang menyebabkan ia lupa kepada Allah
  2. Menjaga lidah dari ucapan yang tidak berguna yang dilarang Allah
  3. Menjaga telinga agar tidak mendengarkan apa yang tidak disukai Allah, kata yang haram diucapkan juga haram didengar
  4. Menjaga kaki, tangan, dan bagian tubuh yang lain dari perbuatan dosa, dan perbuatan yang tidak disukai Allah
  5. Tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan (tentunya makanan yang halal) sampai perutnya penuh
  6. Setelah berbuka, hati menjadi gelisah karena khawatir puasanya tidak diterima

Puasa yang sudah memenuhi syarat-syarat diatas akan membuahkan banyak hasil bagi kualitas moral dan keimanan. Maka tidak heran Imam Ghazali menegaskan bahwa puasa mewakili 25 persen dari keimanan kita. Rumusan puasa ini berdasarkan paradigm tasawuf yang menyentuh ibdah tidak hanya pada bentuk luar, tapi juga membawa ibadah ke dalam bagian yang lebih prinsipil, yaitu untuk apa ibadah itu?

Dalam bahasa Imam Ghazali, tasawuf berbeda dengan fikih dalam mengartikan kata sah. Bagi tasawuf arti sah berarti diterima, sedangkan diterima berarti mencapai tujuan. Tujuan puasa adalah sebisa mungkin meniru malaikat,, mereka tidak memiliki nafsu, dan manusia sebisa mungkin menahan nafsu mereka agar bisa berkumpul dengan para makhluk suci itu

Dengan demikian berarti arti dari kata “menahan” sebagai makna puasa, tidak hanya menahan makan-minum dan lainnya, tapi juga menahan seluruh nafsu itu sendiri.
Artikel Terkait

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya