Perkembangan bahasa dalam diri anak sudah dimulai sejak sebelum lahir. Jauh sebelum kata-kata digunakan, bayi dan anak-anak berkomunikasi melalui ekspresi muka, gerakan tubuh, dan tangisan. Apabila anak berhasil berkomunikasi, yang ditampilkan melalui berbagai ragam isyarat wajah, gerak dan perilaku dengan orang tuanya atau pengasuhnya, makasaat itu anak-anak mulai mengenal kekuatan bahasa sebagai penyebab terjadinya sesuatu.
Keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif dan kompetensi sosial anak. Menurut Howard, Shaughnessy (et.all) dalam Jalongo (2007) dijelaskan bahwa anak yang sedang belajar berbicara dan berinteraksi dengan baik dengan orang lain cenderung lebih berkembang dalam kemampuan keaksaraan dan belajar beragam pengalaman. Menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yang perlu dipertimbangan oleh guru dan orang dewasa dalam pengembangan bahasa anak antara lain:
- Berbicaralah (dua arah - ada interaksi timbal balik) dengan anak, libatkan anak dalam percakapan sehari-hari.
- Bacakan dan ulangi bacaan cerita dengan teks yang dapat diprediksi oleh anak.
- Semangati anak untuk menceritakan pengalaman dan mendeskripsikan ide dan kejadian yang penting bagi mereka.
- Kunjungi perpustakaan secara teratur.
- Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar dan mencetak, menggunakan alat tulis.
Tahapan Perkembangan Menulis Anak Usia Dini
- Scribble stage (tahap mencoret atau membuat goresan): Anak mulai belajar bahasa tulisan. Biasanya dilakukan di dinding, kertas atau apa saja yang dianggapnya bisa ditulis.
- Linear repetitive stage (Tahap pengulangan secara linear): Pada tahap ini, anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal.Tulisan yang dihasilkan anak seperti membuat gambar rumput. Biasanya anak akan ingat kata apa saja yang ditulis walaupun bentuk tulisannya seperti rumput.
- Random letter stage (Tahap menulis secara random): Pada tahap ini, anak belajar tentang berbagai macam bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan walaupun huruf yang muncul masih acak.Pada tahap ini orangtua dan guru dapat memberi kegiatan menceritakan gambar yang dibuat oleh anak.Kegiatan ini membantu anak untuk menuangkan ide pada gambar menjadi tulisan walaupun kata yang muncul tidak utuh (hurufnya acak).
- Letter name writing or phonetic writing stage (tahap menulis tulisan nama): Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan gambar ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama karena anak-anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan. Sebagai contoh, anak menulis kata "dua" dengan "duwa", "pergi" dengan "pegi", dan lain sebagainya.
Tahapan Perkembangan Membaca Anak Usia Dini
- Magical stage (Tahap fantasi); Anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku itu penting, melihat atau membolak-balikkan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.
- Self Concept Stage (Tahap Pembukaan Konsep Diri Membaca); Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan.
- Bridging Reading Stage (Tahap Membaca gambar); Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad.
- Take Off Reading Stage (Tahap Pengenalan Bacaan); Anak tertrik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteksnya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi atau papan iklan.
- Independent Reader Stages (Tahap Membaca lancar); Pada tahap ini, anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas, menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya serta dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.
Artikel Terkait