Seperti yang telah dikemukakan di muka, proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, di dalam atau pun di luar kelas, bahkan di luar sekolah. Proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau di luar sekolah, memiliki arti yang sangat penting untuk perkembangan siswa, karena proses pembelajaran yang demikian dapat memberikan pengalaman langsung ke pada siswa, dan pengalaman langsung memungkinkan materi pelajaran akan semakin kongkrit dan nyata yang berarti proses pembelajaran akan lebih bermakna.
Proses pembelajaran di lapangan adalah proses pembelajaran yang didesain agar siswa mempelajari langsung materi pelajaran pada objek yang sebenarnya, dengan demikian pembelajaran akan semakin nyata. Misalnya, untuk mencapai tujuan pembelajaran: "agar siswa memiliki kemampuan untuk mendemonstrasikan gaya renang kuru-kupu", tidak mungkin guru mendesain proses pembelajaran hanya dengan menggunakan ceramah. Bagaimanapun bagusnya guru berceramah, tidak mungkin tujuan semacam itu dapat dicapai.
baca: cara meningkatkan motivasi belajar siswa
Tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan skill, mestinya membutuhkan proses pembelajaran langsung di lapangan. Siswa akan dapat mendemonstrasikan gaya renang seandainya mereka di bawah bimibingan guru melakukan praktek langsung di kolam renang. Inilah hakekat proses pembelajaran di lapangan. Contoh lain, misalnya guru merumuskan tujuan pembelajaran agar siswa trampil mengemudikan mobil dalam situasi tertentu; agar siswa dapat menghayati dunia pekerjaan, untuk tujuan yang demikian tidak mungkin guru hanya menggunakan ceramah di dalam kelas, bukan? Ya untuk mencapai tujuan-tujuan yang demikian dibutuhkan proses pembelajaran secara langsung di lapangan.
Proses pembelajaran secara langsung dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, artinya pengalaman itu akan semakin kongkret, sehingga siswa akan terhindar dari kesalahan persepsi dari pembahasan materi pelajaran tertentu. Misalnya untuk meningkatkan pemahaman siswa akan binatang laut, atau binatang-binatang yang tidak mungkin di bawa ke dalam kelas seperti gajah, kerbau dan lain sebagainya, untuk mencapai tujuan senacam ini akan lebih bermakna manakala guru mendesain proses pembelajaran langsung di lapangan, dengan menghadapkan siswa pada objek yang sebanarnya. Bukankan untuk mempelajari Candi Borobudur, akan lebih bermakna manakala siswa secara langsung pada objek candi tersebut, dibandingkan dengan belajar lewat benda tiruan, apalagi hanya melalui ceramah dalam kelas?
Proses pembelajaran di lapangan dapat dibedakan antara pembelajaran melalui Praktek Kerja Lapangan atau sering disebut engan PKL dengan pembelajaran dengan menggunakan metode lapangan seperti karyawisata.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) biasanya dilakukan oleh siswa untuk lebih memahami dan menghayati lapangan pekerjaan beserta tugas-tugas yang harus dikerjakan di samping menambah skill atau keterampilan dalam pelaksanaan tugas pekerjaannya. Biasanya PKL dilakukan oleh siswa-siswa sekolah kejuran menjelang akhir studi. PKL dimaksudkan, agar ketika siswa lulus dari suatu lembaga pendidikan tertentu, sudah mengenal lapangan pekerjaannya.
Sedangkan, proses pembelajaran melalui karyawisata, adalah proses pembelajaran dengan membawa siswa mempelajari bahan-bahan (sumber-sumber) belajar di luar kelas, dengan maksud agar siswa lebih memahami serta memiliki wawasan yang luas tentang bahan ajar yang dipelajarinya di dalam kelas. Banayak istilah yang digunakan, tetapi maksudnya sama dengan karyawisata, seperti widyawisata, studytour dan lain sebagainya.
baca: model dan jenis pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran di lapangan sama dengan prinsip pembelajaran di laboratorium, bahwa belajar itu bukan hanya mencatat dan menghafal, akan tetapi belajar pada dasarnya proses berbuat yang didorong oleh rasa ingin tahu dari siswa.
Manakala guru menggunakan karyawisata dalam proses pembelajaran di lapangan, maka dalam pelaksanaanya dapat mengikuti langkah-langkah seperti dijelaskan di bawah ini.
1. Perencanaan
- Rumuskan tujuan karyawisata yang akan dilakukan secara spesifik. Tujuan karyawisata tidak terlepas dari tujuan pembelajaran.
- Menetapkan objek sesuai dengan tujuan karyawisata. Karyawisata bukan hanya sekedar rekreasi, akan tetapi merupakan metode untuk mencapai tujan pembelajaran. Oleh sebab itu penetapan tempat harus dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. Sebelum siswa menggunakan objek sebagai tempat belajar melalui karyawisata, sebaiknya dilakukan penjajagan atau observasi pendahuluan terlebih dahulu.
- Manakala tempat kayawisata cukup jauh dari lokasi sekolah sebaiknya dibentuk organisasi kepanityaan. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan karyawisata berjalan lancar.
- Buatlah petunjuk teknis dan atau lembaran kegiatan yang harus dikerjakan siswa selama karyawisata. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari karyawisata hanya sekedar rekreasi.
2. Pelaksanaan
- Pada waktu pelaksanaan karyawisata, perhatikan semua kegiatan yang dilakukan siswa baik kegiatn pada kelompok maupun kegiatan individual. Sekalipun unsur rekreasi dalam karyawisata penting, akan tetapi janganlah dijadikan sebagi prioritas pertama.
- Apabila menemui masalah atau hambatan, segeralah dicari jalan keluar dengan merundingkannya baik panitya maupun dengan peserta.
- Kontrol siswa dalam mengerjakan lembar kerja atau mengerjakan tugas yang lain. Sempatkan waktu utuk mendiskusikan penemuan-penemuan yang menarik dengan siswa. Berikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk memaparkan hasil atau fenomena yang terjadi.
3. Tindak lanjut
- Mintalah laporan karyawisata baik laporan kelompok maupun individual. Laporan sangat penting sebagai bahan informasi untuk menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Berdasarkan hasil laporan bisa dilanjutkan dengan kegiatankegiatan pembelajaran lainnya misalnya dengan demonstrasi.
- Berilah nilai, baik penilaian yang bersifat umum ataupun penilaian khusus. Penilaian umum adalah penilaian yang diberikan pada proses pelaksanaan yang bersifat normatif, sedangkan penilaian khusus adalah penilaian kepada setiap siswa sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
- Apabia dipandang perlu, guru bisa memberikan tugas-tugas lanjutan, misalnya membuat artikel atau mengarang yang berhubungan dengan perjalanan karyawisata.
Artikel Terkait