Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Hal ini dikarenakan guru memegang peran yang sangat dominan. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi tersebut dikuasai siswa dengan baik.
Karakteristik strategi pembelajaran ekspositori ada tiga. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :
- Berorientasi pada Tujuan
Sebelum penerapan strategi, guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektifitas penggunaan strategi pembelajaran.
- Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau kelompok orang (penerima pesan). Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai penyampai pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif, manakala pesan itu dapat dengan mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh; dan sebaliknya, system komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan tidak dapat setiap pesan yang disampaikan. Sehingga, guru harus berupaya untuk menghilangkan gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.
- Prinsip Kesiapan
Setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan, begitu pun sebaliknya. Agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang guru berikan, terlebih dahulu harus memposisikan siswa dalam keadaan baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai menyajikan materi pelajaran manakala siswa belum siap untuk menerimanya.
- Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.
Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Menurut Sanjaya (2006: 185) ada 5 langkah penerapan strategi ekspositori yaitu :
- Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting, karena keberhasilan strategi ekspositori bergantung pada tahap persiapan ini. Hal ini bertujuan untuk mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar, merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa, dan menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka. Beberapa hal bisa dilakukan dalam tahapan ini seperti memberikan sugesti positif dan menghindari sugesti negatif, memulai dengan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai, serta membuka file dalam otak siswa.
- Penyajian (Presentation)
Langkah ini berupa penyampaian materi sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Dalam hal ini peranan komunikasi sangat penting, agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan bahasa, intonasi suara, kontak mata dengan siswa, serta penggunaan joke-joke yang menyegarkan.
- Menghubungkan (Correlation)
Langkah korelasi adalah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap mata pelajaran, baik makna untuk memperbaiki maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
- Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti(core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Tahap ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pertama, mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan. Kedua, memberikan pertanyaan yang relevan dengan materi yang disajikan. Ketiga, dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.
- Penerapan (Aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru, sehingga guru dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi oleh siswa. Teknik yang bisa digunakan seperti membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan, atau dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Keunggulan, Kelemahan
Cara Mengatasi Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Adapun keunggulan-keunggulan strategi pembelajaran ekspositori sebagai berikut:
- Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran.
- Sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
- Siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran dan sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demontrasi)
- Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Disamping memiliki keunggulan strategi pembelajaran ekspositori juga memiliki kelemahan, diantaranya:
- Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengarkan menyimak secara baik.
- Strategi ini tidak dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
- Karena strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah. Maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
- Keberhasilan strategi pembelajaran sangat tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, komunikasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berhasil.
- Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one–way–communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, pula komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
Dalam upaya menanggulangi kelemahan-kelemahan yang ada pada strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:
- Guru harus benar-benar mempersiapkan terhadap isi dari materi yang akan dibahas serta siswa juga dalam keadaan siap untuk menerima materi yang akan guru sampaikan.
- Guru harus bisa memotivasi siswa untuk giat dalam belajar
- Bahasa yang digunakan oleh guru harus komunikatif dengan intonasi suara yang baik
- Guru harus pandai-pandai dalam mengelola kelas
- Pandanglah siswa satu persatu dan jangan biarkan pandangan siswa pada hal diluar pelajaran.
Referensi :
Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Ciputat: Gaung Persada Press 2009
Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta 2008
Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Ciputat: Gaung Persada Press 2009
Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta 2008
Artikel Terkait