Kajian Teoritis Tentang Metode Prediction Guide

Kajian Teoritis Tentang Metode Prediction Guide
Kajian Teoritis Tentang Metode Prediction Guide

Pengertian Metode Prediction Guide. Zaini, dkk (2008: 4) menguraikan bahwa prediction guide adalah strategi yang digunakan untuk melibatkan peserta didik di dalam proses pembelajaran secara aktif dari awal sampai akhir selama penyampaian materi peserta didik dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru.

Sedangkan Suprijono (2012: 111) menguraikan bahwa prediction guide adalah metode tebak pelajaran yang dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran.

Langkah-langkah Metode Prediction Guide


Langkah-langkah prediction guide menurut Zaini, dkk (2008: 4) adalah sebagai berikut:

  1. Tentukan topik yang akan guru sampaikan.
  2. Bagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil.
  3. Guru meminta peserta didik untuk menebak apa saja yang kira-kira mereka dapatkan dalam materi ini.
  4. Peserta didik diminta untuk membuat perkiraan-perkiraan itu di dalam kelompok kecil.
  5. Sampaikan materi secara interaktif.
  6. Selama proses pembelajaran, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
  7. Di akhir pelajaran, tanyakan berapa prediksi mereka yang mengena.

Sedangkan menurut Suprijono (2012: 111) langkah-langkah prediction guide adalah sebagai berikut:

  1. Tulis atau tayangkan melalui LCD materi yang akan disampaikan.
  2. Guru meminta kepada siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang kira-kira muncul dari materi yang akan disampaikan.
  3. Sampaikan materi pembelajaran secara interaktif.
  4. Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
  5. Di akhir pelajaran tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

Dari beberapa pendapat mengenai langkah-langkah prediction guide diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pendahuluan
Menyiapkan topik yang memuat tentang keseluruhan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.

b. Kegiatan inti
Tahap I : membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil dan peserta didik diminta untuk membuat atau menebak perkiraan-perkiraan itu di dalam kelompok kecil.
Tahap II : Sampaikan materi secara interaktif.
Tahap III : Selama proses pembelajaran, peserta didik diminta untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

c. Penutup
Tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Prediction Guide
Kelebihan metode prediction guide menurut (velanatio,2013:1) adalah sebagai berikut:

  1. Metode ini tidak hanya mengajak anak aktif secara fisik tapi juga secara mental.
  2. anak sejak dini telah terlatih mampu meprediksi dan mencocokkan konsep yang telah mereka alami atau pelajari baik di sekolah maupun di rumah pada waktu dulu atau sekarang disamping itu.
  3. siswa akan tertantang untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali materi yang disampaikan.
  4. kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk belajar di rumah sebelumnya karena metode Prediction guide ini menuntut siswa secara aktif dan bisa mengutarakan prediksi- prediksi mereka sehingga mereka bisa antusias untuk menemukan jawaban masing-masing dari setiap masalah.

Di samping memiliki kelebihan, strategi prediction guide juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan prediction guide adalah sebagai berikut:
  1. Metode ini guru tidak dapat secara bebas dalam menerapkanya karena dalam strategi ini juga harus memperhatikan bagaimana keadaan siswa pada saat di dalam kelas.
  2. Ada siswa yang mungkin aktif dan selalu ingin tahu, namun ada juga siswa yang kurang memiliki keingin tahuan yang besar dan cenderung pasif.
  3. Guru harus memahami karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainya.
  4. Guru harus menumbuhkan semangat belajar para siswanya.

Cara mengatasi kelemahan metode prediction guide adalah sebagai berikut :

  1. Guru harus mengetahui kondisi siswa pada saat didalam kelas.
  2. Lebih baik digunakan pada kelas unggulan.
  3. Digunakan pada kelas yang siswanya sedikit.
  4. Menggunakan alat peraga atau yang sejenisnya.

Referensi :
Djamarah Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Silberman, Melvin L. 2012. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif (Edisi Revisi). Bandung: Nuansa.
Artikel Terkait

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya