Skip to main content

Karakteristik PBL (Problem Based Learning) Kelebihan dan Kekurangannya

Karakteristik PBL (Problem Based Learning) Kelebihan dan Kekurangannya

Menurut Howard S. Barrows (1986) PBL (Problem Based Learning) merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana mereka belajar tentang suatu topik atau subjek melalui kerja kelompok untuk memecahkan masalah yang bersifat terbuka (open-ended). Masalah tersebut menjadi titik awal dan stimulus untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal serupa disampaikan Arends (2012) PBL menjadikan masalah dalam kehidupan nyata sebagai pemicu pembelajaran, di mana siswa bekerja secara berkelompok untuk memahami dan menyelesaikan masalah tersebut.

Masalah dalam PBL dirancang untuk relevan dengan dunia nyata, sehingga mampu memotivasi siswa untuk belajar. Masalah tersebut menjadi alat untuk mengarahkan proses pembelajaran. Masalah bersifat kompleks dan tidak terstruktur, yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi secara mandiri. Dalam PBL, siswa bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Mereka harus menentukan kebutuhan belajar, mencari informasi, dan menerapkannya untuk menyelesaikan masalah. PBL biasanya dilakukan dalam kelompok kecil, yang memungkinkan siswa untuk berdiskusi, berbagi ide, dan belajar dari satu sama lain. Guru bertindak sebagai fasilitator, bukan pemberi informasi utama. Peran ini bertujuan untuk membimbing siswa melalui proses pembelajaran tanpa memberikan jawaban langsung

Karakteristik PBL (Problem Based Learning)

Setiap pendekatan pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik PBL dirancang untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan mendorong pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan belajar mandiri. Adapun karakteristik PBL (Barrows dan Tamblyn, 1980) diantaranya:

  1. Berpusat pada Siswa: Siswa bertanggung jawab atas proses belajarmereka sendiri, bukan hanya menerima informasi dari Guru.
  2. Masalah sebagai Pemicu Pembelajaran: Pembelajaran dimulai dengan masalah yang relevan, kompleks, dan tidak terstruktur.
  3. Pembelajaran Mandiri: Siswa harus mengidentifikasi kebutuhan belajarnya sendiri, mencari informasi, dan memprosesnya secara mandiri.3
  4. Kolaborasi: Pembelajaran berbasis kelompok kecil mendorong kerja sama dan diskusi antar siswa.
  5. Peran Guru sebagai Fasilitator: Fasilitator bertindak sebagai pembimbing yang membantu siswa dalam proses pembelajaran tanpa memberikan solusi langsung.

Lebih lanjut Arends (2012) memaparkan beberapa karakteristik dari PBL diantaranya:

  1. Berpusat pada Siswa (Student-Centered Learning); Siswa adalah penggerak utama proses pembelajaran. Mereka bertanggung jawab untuk menentukan apa yang mereka perlu pelajari dan bagaimana mereka akan mempelajarinya.
  2. Masalah sebagai Pemicu Pembelajaran; Proses pembelajaran dimulai dengan masalah yang relevan dan autentik. Masalah ini tidak terstruktur, sehingga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari informasi.
  3. Pembelajaran Berbasis Kelompok (Collaborative Learning); PBL mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil, di mana mereka berbagi ide, berdiskusi, dan bekerja sama untuk menemukan solusi masalah.
  4. Pembelajaran Mandiri (Self-Directed Learning); Siswa diharapkan untuk belajar secara mandiri. Mereka mengidentifikasi kebutuhan belajar, mencari informasi dari berbagai sumber, dan memproses informasi tersebut untuk menyelesaikan masalah.
  5. Guru Sebagai Fasilitator; Peran guru berubah dari pemberi informasi menjadi fasilitator. Guru memandu siswa dalam proses pembelajaran tanpa memberikan jawaban langsung.
  6. Masalah Tidak Memiliki Solusi Tunggal; Masalah yang digunakan dalam PBL tidak memiliki jawaban yang pasti, sehingga siswa didorong untuk berpikir kritis dan mempertimbangkan berbagai perspektif.
  7. Refleksi sebagai Bagian Penting dari Pembelajaran; PBL mengintegrasikan refleksi sebagai bagian penting dari proses pembelajaran. Siswa menganalisis apa yang telah mereka pelajari, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka dapat memperbaiki proses pembelajaran di masa depan.

Karakteristik-karakteristik ini menunjukkan bahwa PBL tidak hanya berfokus pada hasil pembelajaran, tetapi juga pada proses pembentukan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan pembelajaran mandiri. Dengan menggunakan masalah sebagai inti pembelajaran, PBL mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata secara efektif.

Kelebihan dan Kekurangan PBL

Kelebihan PBL

Kelebihan PBL memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan siswa, motivasi belajar, dan relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Kelebihan PBL (Arends, 2012) diantaranya:

(1) Relevansi dengan Dunia Nyata

Masalah yang digunakan dalam PBL biasanya diambil dari situasi dunia nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih relevan dan kontekstual. Ini meningkatkan keterlibatan siswa karena mereka dapat melihat hubungan langsung antara pembelajaran dan kehidupan sehari-hari.

(2) Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

PBL melibatkan siswa dalam pemecahan masalah kompleks yang memerlukan analisis, evaluasi, dan sintesis informasi. Hal ini membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

(3) Mendorong Pembelajaran Mandiri

Dalam PBL, siswa bertanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri, yang melibatkan identifikasi kebutuhan belajar, pengumpulan informasi, dan pengelolaan waktu. Hal ini mendorong pembelajaran sepanjang hayat.

(4) Mengembangkan Keterampilan Kolaborasi

PBL melibatkan kerja kelompok, yang membantu siswa mengembangkan keterampilan interpersonal, kerja sama tim, dan komunikasi efektif.

(5) Meningkatkan Motivasi Belajar

PBL menggunakan masalah autentik yang menarik minat siswa, sehingga mereka merasa termotivasi untuk menyelesaikannya. Proses ini meningkatkan keterlibatan emosional dan intelektual siswa.

(6) Mengintegrasikan Pengetahuan Teori dan Praktik

PBL memungkinkan siswa untuk menghubungkan konsep-konsep teoretis yang dipelajari di kelas dengan aplikasi praktis di dunia nyata.

(7) Membantu Pengembangan Keterampilan Komunikasi

Diskusi kelompok dan presentasi solusi dalam PBL membantu siswa mengembangkan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan menyampaikan ide secara efektif.

(8) Mendorong Refleksi

PBL mendorong siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran mereka, sehingga mereka dapat memahami kekuatan dan kelemahan pendekatan mereka.

(9) Memfasilitasi Penguasaan Keterampilan Abad ke-21

PBL mengintegrasikan keterampilan seperti berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan penggunaan teknologi semua keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di era modern.

Kekurangan PBL

PBL memiliki banyak kelebihan, tetapi PBL juga memiliki kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Kekurangan ini terutama terkait dengan waktu, sumber daya, dan kebutuhan pelatihan khusus bagi guru. Kekurangan PBL (Arends, 2012) diantaranya:

(1) Membutuhkan Waktu Lebih Lama

Proses PBL memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran tradisional karena siswa harus melakukan investigasi, diskusi, dan refleksi mendalam.

(2) Membutuhkan Guru yang Terampil

Guru dalam PBL tidak hanya menjadi fasilitator tetapi juga harus mampu merancang masalah yang efektif dan memandu siswa melalui proses pembelajaran tanpa terlalu banyak campur tangan.

(3) Sulit Diterapkan pada Siswa dengan Keterampilan Dasar Rendah

Siswa yang kurang memiliki keterampilan dasar, seperti kemampuan membaca, menulis, atau berpikir kritis, mungkin kesulitan mengikuti proses pembelajaran yang kompleks dalam PBL.

(4) Keterbatasan Sumber Daya6

PBL sering membutuhkan sumber daya tambahan, seperti akses ke perpustakaan, internet, atau ahli tertentu, yang mungkin tidak tersedia di semua sekolah.

(5) Evaluasi yang Kompleks

Penilaian dalam PBL tidak hanya mencakup hasil akhir tetapi juga proses pembelajaran. Hal ini membuat evaluasi menjadi lebih rumit dibandingkan metode tradisional.

(6) Tidak Selalu Cocok untuk Semua Subjek

Beberapa mata pelajaran yang membutuhkan penghafalan fakta atau keterampilan spesifik, seperti matematika dasar, mungkin kurang cocok dengan pendekatan PBL.

(7) Risiko Dinamika Kelompok yang Tidak Seimbang

Dalam kerja kelompok, beberapa siswa mungkin mendominasi diskusi sementara yang lain tidak aktif berpartisipasi. Hal ini dapat menghambat tujuan kolaborasi.

(8) Membutuhkan Komitmen yang Tinggi dari Siswa

PBL menuntut siswa untuk aktif, mandiri, dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Namun, tidak semua siswa memiliki tingkat motivasi atau kemandirian yang cukup untuk berhasil dalam pendekatan ini.

Meskipun Problem Based Learning memiliki kekurangan, Arends menekankan bahwa kelemahan ini dapat diminimalkan melalui perencanaan yang baik, pelatihan guru yang memadai, dan dukungan sumber daya yang cukup. PBL tetap menjadi pendekatan pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi jika diterapkan dengan tepat.

Sumber: Modul Pedagogik Guru MI

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya

Mungkin Anda Suka:

Aplikasi kas umum BOS
Privacy | Daftar Isi
© 2025 NOM IFROD