
Ditulis oleh: Ifrod Maksum Ditulis pada: 8/15/2025
ATP TK dan RA dalam Kurikulum Merdeka dirancang dengan pendekatan yang fleksibel dan kontekstual. Pendidik diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan kondisi dan karakteristik anak didik, serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia di lingkungan sekitar.
Tujuan pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki peserta didik dalam satu (atau lebih) kegiatan pembelajaran, yang menjadi prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Pembelajaran. Sebagai guru merdeka belajar, guru Tujuan Pembelajaran bukan tentang aktivitas apa yang akan dilakukan murid, tetapi apa yang akan mereka pelajari.
Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman. Tujuan pembelajaran menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan keberagaman siswa, dan metode asesmen yang digunakan.
Tujuan pembelajaran bisa dari berbagai bentuk: pengetahuan yang berupa fakta dan informasi, dan juga prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, dan kolaboratif dan strategi komunikasi.
Dalam ATP PAUD (TK, RA atau KB), terdapat enam aspek perkembangan yang menjadi fokus utama, yaitu:
- Nilai agama dan moral: Aspek ini berfokus pada pengembangan karakter dan spiritualitas anak usia dini. Tujuannya adalah untuk menanamkan dasar-dasar keimanan dan akhlak mulia sejak dini.
- Nilai Pancasila: Aspek ini bertujuan untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
- Fisik motorik: Kegiatan pembelajaran dirancang untuk melatih kemampuan motorik kasar dan halus anak, serta memperkuat koordinasi tubuh.
- Kognitif: Anak-anak diajak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar, memecahkan masalah sederhana, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis.
- Bahasa: Melalui kegiatan bercerita, bernyanyi, dan berdiskusi, anak-anak didorong untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.
- Sosial emosional: Pembelajaran di Kelompok Bermain juga menitikberatkan pada pengembangan keterampilan sosial, empati, dan pengendalian emosi anak.
Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
Download ATP
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran secara mandiri, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan:
- Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives);
- Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
- Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas A dan B untuk Fase Fondasi;
- Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
- Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
- Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
- Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;
- Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase);
- Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
- Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).
Sumber: https://www.paud.id/