Kaya disini bukan bergelimang akan harta, tetapi gambaran bahwa orang yang rela adalah orang yang paling kaya hati. Kekayaan hati itu tidak akan habis sampai akhir hayat manusia. Penyair dan ahli filsafat sudah banyak menerjemahkan topik ini dalm karya-karyanya. Mereka berupaya menyadarkan banyak orang tentang keampuhan sikap rela tersebut.
Aidh al-Qarni menyebutkan bahwa sebelumnya, hal ini banyak dijelaskan; yakni beberapa makna dan faidah dari kerelaan hati seseorang dalam menerima setiap pemberian atau ketentuan Allah. Namun, ia akan membahasnya secara lebih panjang lebar untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Singkatnya, makna sikap ini adalah bahwa Anda harus rela hati dan puas dengan setiap pemberian Allah; baik itu yang berupa raga, harga, anak, tempat tinggal ataupun bakat kemampuan. Dan, makna inilah yang tersirat dari ayat al-Qur’an berikut:
"Sebab itu, berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur" (QS. Al-A’raf : 144)
Qarni menyebutkan bahwa sebagian besar ulama salafus salih dan generasi awal; umat ini adalah orang-orang yang secara materi termasuk fakir miskin. Mereka tidak memiliki harta yang berlimpah, rumah yang megah, kendaraan yang bagus, dan juga pengawal pribadi. Meski demikian, mereka ternyata mampu membuat kehidupan ini justru lebih bermakna serta membuat diri mereka dan masyarakatnya lebih bahagia. Yang demikian itu, adalah karena mereka senantiasa memanfaatkan setiap pemberian Allah di jalan yang benar.
Menurut Qarni, umur, waktu, dan kemampuan atau keterampilan mereka menjadi penuh berkah. Kebalikan dari kelompok manusia yang diberkahi ini adalah mereka yang dikarunia Allah dengan kekayaan yang meruah, anak yang banyak dan nikmat yang berlimpah. Tetapi semua itu justru menyebabkan diri mereka senantiasa merasa oenuh penderitaan, kecemasan dan kegelisahan. Adapun penyebabnya, tak lain adalah karena mereka telah menyimpang dari fitrah dan tuntunan hidup yang benar. Ini menjadi bukti nyata bahwa segala sesuatu (kekayaan, anak, pangkat, jabatan, kehormatan, dan lain sebagainya) adalah bukan segala-galanya.
Qarni menegtaskan betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak dapat memberikan kontribusi, pemikiran, dan pengaruh cukup bagi masyarakatnya. Namun sebaliknya; tak sedikit masalah manusia dengan ilmu dan kemampuannya yang sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan manfaat kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia. Jika Anda ingin bahagia, maka terimalah dengan rela hati bentuk perawakan tubuh yang diciptakan Allah untuk Anda, apapun kondisi keluarga Anda, bagaimanapun suara Anda, seperti apapun kemampuan daya tangkap dan pemahaman Anda, serta seberapapun penghasilan Anda.
Jelaslah apa yang dikemukakan diatas wahai muslimah, bahwa rela akan membawa kita pada kekayaan hati yang tidak dapat diukur besarnya. Sebagai muslimah kita harus menanamkan sikap rela dan mengamalkan setiap hari dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan beragama kita.
Artikel Terkait