3 Model Area Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini TK RA

3 Model Area Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini TK RA
3 Model Area Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini TK RA

Ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan. Semua model memiliki karakteristik yang berbeda. Namun demikian semuanya memuat prinsip pembelajaran PAUD yang sama.

Di Indonesia model pembelajaran yang banyak digunakan di satuan PAUD ada tiga macam yakni; model sudut, area, dan sentra.

1. Model Taman Indria (model sudut)


Model pembelajaran sudut memberikan kesempatan kepada anak didik belajar dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam model/model sudut ruangan ditata berdasarkan kelompok pengetahuan yakni:

a. Alam Sekitar


sudut alam sekitar berisi kegiatan IPA, diantaranya:

  1. Bak Pasir dan Bak air, tanah liat, lilin /plastisin, adonan terigu, kain perca, bahan sisa, kotak bekas, koran. (mengenal benda padat dan cair. Bermain/ bereksplorasi dengan/tanpa menggunakan alat perlengkapannya dan menciptakan sesuatu dari benda-benda tersebut)
  2. Aqurium ikan; mengenal binatang yang hidup diair dn menumbuhkan cinta sesama mahluk ciptaan Tuhan: memberi makan, membersihkan tempat hidup binantang
  3. Tempat biji-bijian; mengenal bermacan-macam biji-bijian, mengobservasi pertumbuhan dari biji, batang daun, umbi yang ditanam.
  4. Kerikil permukaan kasar dan kerikil permukaan licin/halus, kulit kerang, batu bata. kegiatan ini menstimulasi panca indra dan dapat dikembangkan dengan bermacam kegiatan seperti mengklasifikasi menurut jenis, tekstur, warna, besar kecil, kasar-halus
  5. Daun kering; mengenalkan benda alam yang ada dilingkungan anak salah satunya daun. Dapat dilakukan dengan kegiatan , mozaik, mengisi pola, menggunting, merobek, menempel, melipat, mencap, meronce dan karya lainnya yang mengembangkan kreativitas anak
  6. Tumbuhan; mengenal tanaman, untuk menumbuhkan cinta sesama mahluk ciptaan Tuhan: menyiram, membersihkan, memberi pupuk
  7. Bumbu dapur; memberikan pengetahuan tentang tanaman yang dapat menjadi penyedap masakan, dengan cara meraba, mencium, merasakan, mengenalkan bentuk, warna dan ciri-cirinya
  8. Jam ,Kaca pembesar, magnit/besi berani, timbangan, gelas ukur.
  9. timbangan merupakan alat untuk mengukur berat dan ringan, banyak dan sedikit, lebih dan kurang, sehingga dapat memakai bentuk timbangan yang formal dan tidak formal. Media tersebut dapat dibagi menjadi 4 pengertian ukuran :
    • ukuran waktu; 1) menyangkut kurun waktu sehari pagi, siang sore, malam. 2) menyangkut kurun waktu cukup lama, sekarang , nanti, kemarin, hari ini, besok, lama, yang lalu, yang akan datang. 3) menyangkut waktu khusus, waktu sembahyang, waktu makan, waktu tidur ,dll.
    • ukuran isi; 1) mengukur isi benda dengan alat ukur yang tidak formal. Misalnya dengan gelas, cangkir, sendok, piring dll. 2) mengukur isi dengan ukuran formal, misalnya mengukur air atau pasir kedalam literan atau gelas ukur.
    • ukuran berat; 1) menimbang dengan alat timbangan yang tidak formal seperti dengan memakai kedua tangan. 2) menimbang dengan alat timbangan formal.
    • ukuran panjang; 1) mengukur dengan alat yang tidak formal ( rentangan tangan, rentangan lengan, tali, kayu, tangan. 2) mengukur dengan alat yang formal, pita ukuran, penggaris, meteran. ( anak membangun pengetahuannya dengan menggunakan alat-alat tersebut )
  10. kaca pembesar untuk melihat benda-benda kecil
  11. Magnit/besi berani untuk mengenalkan grafitasi.
  12. Pewarna; cat warna, arang, kapur menstimulasi anak dalam mengenal warna dan memberi kesempatan pada anak untuk mengekplorasi warna-warna sehingga menemukan warna lain.
  13. Permainan Kantong Pintar (menstimulasi indra peraba yang diasosiasiakan dengan perbendaharaan bahasa). Media yang disiapkan di sudut ini untuk menstimulasi motorik, panca indra, klasifikasi menurut warna dan bentuk, besar dan kecil dan ciri-ciri tertentu, eksplorasi, sebab akibat, memecahkan masalah anak membangun pengetahuanya sendiri dengan melaksanakan prinsip-prinsip saintifik, dengan menggunakan bahan alam dan mengenal basah, kering, perubahan benda kering kebasah, peresapan, mengapung, tenggelam, melayang, mencium, merasa.

b. Ketuhanan


Miniatur rumah ibadah seperti masjid, gereja, pura, kelenteng, wihara, kitab suci, peralatan sembahyang , poster gambar rumah ibadah dan model miniatur gerakkan solat.

c. Pembangunan


  1. Balok kayu dengan berbagai ukuran dan bentuk
  2. Lego
  3. Puzzle
  4. Baut, mur, tang model miniatur
  5. Binatang dan kendaraan model miniatur dari bahan kayu/plastik yang aman.

Sudut pembangunan ini memberikan kesempatan mewujudkan imajinasi anak untuk membangun suatu bentuk dan mengembangkan kreativitas, kemampuan matematika, memecahkan masalah, dan konsentrasi.

d. Keluarga


Peralatan meja tamu, meja makan, dapur, alat setrika dan baju-baju karakter, dengan ukuran anak. Dilengkapi dengan boneka bayi laki-laki dan perempuan, baju boneka, peralatan mandi boneka. Sandal sepatu dan baju ukuran orang dewasa. Peralatan makan, peralatan dapur.

e. Budaya


  1. Buku perpustakaan
  2. Alat musik perkusi
  3. Model miniatur boneka berpakaian daerah
  4. Kertas, krayon, pinsil warna, pinsil

2.Model High Scope/CRI (model area)


Model ini berkembang di Amerika Serikat, dimana proses demokratisasi dikembangkan. Model area memfasilitasi kegiatan anak secara individu untuk pengembangan kognitif. Anak mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman langsung (melakukan langsung dengan alat dan benda- bukan melalui Lembaran Kertas Siswa). Area yang dikembangkan terdiri dari: area bahasa, keaksaraan dan komunikasi, sosial-emosional, fisik motorik, kesehatan dan perilaku sehat, seni dan sain.

Kegiatan area yang bisa dipilih anak diantaranya:

a.Area Drama


Area Drama merupakan tempat yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi dan mengembangkan pengalaman bermain peran.
Area Drama memiliki baju-baju dan benda-benda lain yang mendorong anak memperagakan apa yang mereka lihat dikehidupan mereka, membantu mereka untuk memahami dunia mereka dan memainkan berbagai macam peran.
Pemilihan benda-benda tergantung dari minat anak-anak dan tema yang sedang berlangsung pada saat itu..

b.Area membaca


Area ini merupakan tempat bagi anak untuk mengeksplorasi pengalaman membaca dan menuliskan kata-kata yang ada disekitar mereka.
Area Membaca dan Menulis menyediakan berbagai buku-buku atau tulisan-tulisan dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak atau mendengar bahasa dan menulis.Area membaca berisi buku-buku dan bahan-bahan untuk kegiatan membaca.

c.Area Sains


Area Sains menyediakan banyak kesempatan bagi anak-anak untuk menggunakan panca indera dan menyalurkan langsung minat mereka terhadap kejadian-kejadian alamiah dan benda-benda yang mereka temukan.
Dengan mengeksplorasi bahan-bahan alami, anak menciptakan, berpikir, dan berkomunikasi. Anak-anak melatih otot halus dan kasar, mengembangkan konsep-konsep matematika, gagasan-gagasan ilmiah, dan kreativitas.

d.Area Musik


Musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan pembelajaran. Bernyanyi, menggerakkan badan, bertepuk tangan, menari, dan memainkan alat-alat musik, atau menyimak dengan tenang kesemuanya dapat diberikan sebagai kegiatan pembelajaran sepanjang hari.
Musik mengembangkan panca indera, mengajarkan ritme, berhitung dan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, dan mendorong kreatifitas

e.Area Balok


Area Balok dilengkapi dengan berbagai macam bentuk dan ukuran balok untuk menciptakan susunan khayal atau dapat dikenali seperti bangunan, kota, pertanian, dll.
Melalui bermain balok, anak mengembangkan kemampuan matematika, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah, kreativitas, dan memperkuat daya konsentrasi.

f. Area Matematika


Area Matematika dan Berhitung merupakan tempat yang menyediakan permainan-permainan yang dapat membantu anak belajar mencocokkan, berhitung, dan mengelompokkan, serta menciptakan sendiri permainan yang mereka sukai, dan berlatih kemampuan berbahasa mereka.
Area Matematika dan Berhitung memiliki bahan-bahan yang dapat dipisah-pisahkan dan disatukan anak.
Kegiatan-kegiatan di area ini mendorong anak mengembangkan kemampuan intelektual, otot-otot halus, koordinasi mata-tangan, dan keterampilan sosial seperti berbagi, bernegosiasi, dan memecahkan masalah

g. Area Seni, Motorik Halus


Area Seni dan Motorik merupakan tempat untuk mengembangkan dan mengeksplorasi kreativitas mereka serta bersenang-senang dengan bahan baru dan pengalaman fisik (tactile).
Area Seni dan Motorik memacu kreativitas, komunikasi verbal dan non verbal, percaya diri, perkembangan motorik halus dan kasar, dan kemampuan intelektual.

h. Sentra Agama


Area Agama merupakan tempat yang memberikan pengalaman pada anak untuk mengenal agama dan mempraktekkan tatacara beribadah sesuai agama yang dianutnya.
Area Agama menyediakan miniatur rumah ibadah, perlengkapan ibadah, buku-buku bacaan, kertas gambar dan alat-alat gambar

i. Area Bahasa


Area Bahasa merupakan tempat yang tenang sehingga anak-anak dapat melihat-lihat buku, membacakan temannya, atau meminta guru atau orang tua agar membacakan buku untuk mereka.
Kesusastraan dipergunakan selama hari-hari belajar anak. Anak-anak diminta untuk membuat buku sendiri, mendramatisasi dan menyimak cerita.

3. Model Creative Curriculum/BCCT (sentra)


Model yang dikembangkan Creative Curiculum mengelola kegiatan pembelajaran yang seimbang antara bimbingan guru dengan inisiatif anak. Pembelajaran menekankan pada dukungan pengembangan minat, potensi dan kekuatan anak. Bermain dipandang sebagai kerja sehingga anak diberi kesempatan untuk memulai dari pengembangan ide hingga tuntas menyelesaikan hasil karyanya "start and finish".

baca: Tujuan jenis pembelajaran sentra

Dukungan guru sebagai fasilitasi anak mengembangkan kecakapan berpikir aktif dan anak diberi keleluasaan untuk melakukan eksplorasi untuk memahami dunia sekelilingnya. Sentra yang dikembangkannya tidak berbeda dengan system area. Perbedaan yang nampak tatkala pengelolaan kelas, dimana dalam system area semua anak bebas bergerak di semua area, sedangkan di system sentra anak bebas bergerak dalam bermain dalam satu sentra setiap harinya.

a. Sentra Balok


Sentra balok memfasilitasi anak bermain tentang konsep bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian, bahasa, dan kreativitas. Bermain balok selalu dikaitkan dengan main peran mikro, dimana bangunan yang dibangun anak digunakan untuk bermain peran.

b. Sentra Main Peran Kecil (mikro)


Main peran kecil mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, kemampuan berbahasa, sosial-emosional, menyambung-kan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru.

c. Sentra Main Peran Besar


Sentra main peran mengembangkan kemampuan mengenal lingkungan sosial, mengembangkan kemampuan bahasa, kematangan emosi.

d. Sentra Imtaq


Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak. sentra Imtaq untuk satuan PAUD umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap menghormati agama.

e. Sentra Seni


Sentra seni dapat dibagi dalam seni music, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni munik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya.

f. Sentra Persiapan


Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan keaksaraan awal pada anak. penggunaan buku, alat tulis dapat dilakukan di semua sentra, tetapi di sentra persiapan lebih diperkaya jenis kegiatan bermainnya. Pada kelompok anak paling besar yang segera masuk sekolah dasar, frekuensi main di sentra persiapan lebih banyak.

g. Sentra Bahan Alam


Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sain, matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda.

Model-model tersebut diatas merupakan hasil penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak usia dini yang berlangsung bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas model model tersebut mampu membantu anak dalam belajar. Setiap model model memiliki kekuatan dan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu tidak penting apapun model yang digunakan, yang terpenting bagaimana anak bisa bermain nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya.
Artikel Terkait

Catatan:

File yang kami bagikan kami simpan di google drive, jika file format word dan excel dialihkan ke aplikasi google doc maka unduh / save as dulu ya. Namun jika kesulitan, silahkan baca cara downloadnya